Selamat Datang!

Foto saya
Mengelola blog ini sebagai ajang, silaturahmi di dunia maya di, Indonesia
Terima kasih kepada semua pengunjung blog Ya Wis Ngeblog Wae! Kok namanya Kanjeng Sinuwun? Ya, nama itu dipilih karena saat coba-coba pakai nama itu, eh, ternyata masih tersedia. Isi blog ini gado-gado. All in One. Semoga kerasan. Welcome!

11/18/2008

Bunga Wijayakusuma Mekar, Hehhmm...Harum

AKHIRNYA keinginan untuk melihat kembang Wijayakusuma mekar tercapai sudah. Kondisi cuaca yang dingin dan hujan, serta angin sepoi-sepoi yang melintasi bunga Wijoyokusumo mungkin membuatnya gampang berbunga.
Sore hari, tanpa sengaja saya melihat bunga sudah mulai muntup-muntup (apa ya Bahasa Indonesianya?) mau mekar. "Nanti malam pasti sudah mekar," kata istri saya. "Ya, mudah- mudahan," kata saya.
Sebenarnya saya agak lupa setelah itu karena ada kegiatan berburu bunga yang lain. Nah, pas sekitar pukul 19.30 WIB, karena sumpek mendengar anak-anak yang terus bertengkar, saya hendak ngisis ke depan rumah. Begitu membuka pintu, wah...wah, tercium baru harum semerbak yang belum pernah saya cium sebelumnya (Ya iyalah, wong baru kali ini melihat Wijaya Kusuma mekar).
Bau harumnya sangat menusuk hidung dan harumnya mengalahkan bau parfum kelas mahal (sok tahu, padahal nggak pernah pakai he...he...)
Sempat merinding juga saat mencium aroma itu karena malam itu pas hari Kamis Kliwon tanggal 13 November alias malam Jumat Legi. Untungnya bukan pas malam Jumat Kliwon.
Dan ternyata pada jam 19.30 itu kembang Wijayakusuma mulai membuka. Itulah sebabnya muncul bau harum tadi. Tanpa banyak pertimbangan, saya mengambil beberapa gambar. Klik! Jepret!
Karena tidak mungkin menunggu berjam-jam di luar rumah hingga Wijoyo Kusumo mekar total, pot sempat dipindah ke dalam rumah. Maksudnya supaya tidak kehilangan momen untuk dipotret.
Warna kelopak Wijayakusuma putih memplak alias putih seputih-putihnya. Cocok untuk permbanding baju putih yang sudah dicuci dengan sabun cuci....Putik berwarna kuning.
Dan akhirnya nggak sampai jam 12 malam, bau wangi itu sudah lenyap, pertanda bahwa Wijayakusuma sudah berhenti memekar dan mewangi. Esok harinya, sang bunga terlihat lemah lunglai, seakan melupakan aroma wangi yang sudah disebarkannya pada malam hari. (**)

Bersambung, Tinggal Dikit...